Plafon dari Bambu dan Rotan
Plafon dari Bambu dan Rotan – Wacana ecogreen dan sustainable construction yang berembus kencang kian menyebabkan pamor bahan-bahan yang berasal dari alam kian popular. Bambu dan rotan misalnya menjadi contoh dua bahan alami yang kini semakin digemari berbagai kalangan. Sekarang pengetahuan tentang pengolahan dua bahan tersebut berkembang dengan pesat, menjangkau hal-hal yang tidak terpikirkan sebelumnya. Kini penggunaanya tidak hanya sebatas untuk dinding saja tetapi sudah dimanfaatkan sebagai bahan plafon. Pemakaian kedua bahan tersebut kerap diasosiasikan dengan konsep bangunan secara keseluruhan, biasanya bangunan yang mengusung konsep natural dan ingin menampilkan kesan alami.
Bambu dan rotan yang akan dipakai bahan plafon biasanya harus dianyam terlebih dahulu . Selain teknik anyam dua bahan tersebut dapat dibentuk menjadi lembaran dengan cara dipotong kecil-kecil hingga berbentuk bilah-bilah batang tipis. Setelah itu batang disatukan dengan cara diikat dengan benang. Karena dua material tersebut cenderung mudah renggangsebaiknya jangan menghitung ukuran plafon dari rotan dan bambu berdasarkan hitungan plafon dari gypsun dan multipleks. Dengan kata lain ukuran plafon tidak bisa dibuat ke dalam bentuk modul ukuran tertentu.
Plafon bambu dan rotan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihannya citra kedua bahan tersebut unik, tradisional, mempunyai nilai tersendiri, memungkinkan udara keluar masuk dengan leluasa sehingga menghasilkan suhu ruang yang sejuk. Kekurangannya bahan tersebut mudah renggang dan daya tahan terhadap cuaca rendah. Oleh karena itu sebaiknya anda membuat rangka atau penyangga yang lebih kokoh di atas plafon ini. Selain mudah renggang, dua bahan tersebut membutuhkan proteksi ekstra agar tidak mudah berjamur atau dimakan rayap.