Menciptakan Perbedaan Ruang Dengan Tinggi Plafon yang Berbeda
Dilihat dari segi memaksimalkan fungsi ruang dengan luas yang tersedia, konsep open plan memang merupakan solusi yang paling mudah dan praktis untuk mendapatkan banyak ruang untuk beragam aktifitas sekaligus. Namun dari segi rasa atau psikolog ruang ternyata konsep ini rentan menimbulkan ambiguitas ruang. Jika tidak disertai dengan perlakuan yang benar konsep ini justru menciptakan kebingunagn dan ketidakjelasan batas ruang. Dengan kata lain tidak ada petunjuk atau tanda apapun mengenai batas ruang.
Teknik membatasi ruang tanpa menciptakan bidang masif dapat ditempuh dengan berbagai cara. Perbedaan perabot kerap dijadikan acuan saat menebak fungsi ruang tertentu. Selain kehadiran perabot, batas ruang dapat terbaca dari keberadaan simbol batas ruang lain, misalnya partisi atau perbedaan tinggi lantai. Memiliki konsep yang sama dengan perbedaan tinggi lantai, perbedaan tinggi plafon juga dapat menghadirkan batas imajiner ruang. Menaik turunkan plafon sudah terbukti bisa dijadikan salah satu solusi yang sering kita jumpai pada interior hunian dan apartemen. Jelas bahwa plafon bisa dipakai untuk memberi kesan yang kuat pembatas imajiner ruang.
Beda ketinggian dapat diterapkan secara sebagian atau menyeluruh . Perbedaan tinggi plafon ruang dapur dan ruang makan misalnya merupakan salah satu contoh yang sering dilakukan untuk menimbulkan rasa ruang yang terpisah bagi kedua ruang tersebut. Ini tercipta berkat tinggi plafon yang berbeda dan penerapan tata cahaya yang diposisikan di bagian atas down ceiling. Sinar lampu bisa diarahkan ke bagian atas plafon dengan ketinggian normal.